24 Maret 2008

makna kebebasan bagi sang katak di dalam tempurung




Ada yang pernah membayangkan rasanya terkurung dalam penjara pengap yang hanya cukup untuk dirimu sendiri? Sungguh sangat menyedihkan, rasa sesak itu akan terasa hingga ke dadamu, nafasmu akan terasa tersengal seolah-olah tersumbat sesuatu. hingga darahmu tidak bisa mengalir kemana-mana. Mungkin itulah yang dirasakan oleh sang katak ketika terperangkap dalam sebuah kerangkeng dari tempurung.

Tapi yang ingin aku bicarakan saat ini bukan itu, bukan juga tentang bagaimana bodohnya sang katak hingga bisa terperangkap dalam tempurung untuk seumur hidupnya. Tetapi tentang bagaimana sang katak memaknai kebebasan yang hanya bisa jadi angan-angan baginya.

Sekarang bayangkan jika kita menjadi sang katak yang hanya bisa melihat mewahnya kebebasan dari angin dan awan yang saat itu kebetulan lewat di atasnya. Dan kita sebagai katak hanya bisa mencemburui sang Elang yang bebas terbang menembus awan. Betapa kebebasan itu menjadi suatu yang berharga yang seharusnya ia miliki. Demi sebuah kebebasan, dia rela untuk menukar segalanya bahkan nyawanya sendiri. Sekarang katakan siapa yang lebih menghargai sebuah arti kebebasan selain sang katak yang terkurung dalam tempurung itu?

Artinya, terkadang seseorang mengabaikan sesuatu yang dia miliki padahal orang lain begitu mengharapkannya. Bahkan orang lain terkadang rela melakukan apa saja untuk memiliki apa yang telah kita miliki tanpa bersusah payah. Kita malah lebih sibuk merebutkan sesuatu yang tak lebih berharga dari kebebasan dan kehidupan yang tenang.


Tidak ada komentar: