07 Oktober 2013

Fungsional Auditor atau Keluarga tercinta

Aneh rasanya belum lewat satu tahun aku harus dihadapkan pada pilihan berat lagi. Karirku sebagai auditor atau memilih bersama keluargaku yang aku cintai. Buat yang belum tau auditor bea cukai saat ini hanya ada di Kantor Pusat di Jakarta dan jabatannya menjadi fungsional. Tentu itu sangat menggiurkan bagi pelaksana sepertiku. Dengan menjadi pejabat fungsional aku tidak akan dipusingkan lagi dengan kegiatan-kegiatan administrasi yang sifatnya struktural dan hanya akan fokus pada kegiatan audit saja. Dengan sebagai fungsional diharapkan jenjang kepangkatanku menjadi lebih cepat. Ditambah lagi memang Pasion ku disini sebagai auditor. Namun jika pilihannya menjadi fungsional auditor atau bersama keluarga tercinta, ceritanya menjadi berbeda. Dahulu ketika aku di bea cukai priok aku rela pindah dari sana yang penghasilannya lebih tinggi dari seluruh Direktorat lalu pindah ke Kantor wilayah yang notabanenya dengan penghasilan terkecil di seluruh Direktorat. Semua itu aku lakukan hanya demi berkumpul bersama keluargaku tercinta. Alasan terberatku lainnya yang membuatku enggan pindha adalah karena istriku sedang mengandung anak kedua kami.
Jika dibandingkan dengan kejadian di akhir tahun kemarin dimana aku dihadapkan pada kemungkinan pinda ke palembang atau tetap di Priok, keinginanku bulat ingin pulang ke Palembang untuk berkumpul bersama keluargaku.  Tapi sekarang mengapa pilihan itu menjadi begitu berat.  Apakah karena keinginanku bersama keluarga menjadi berkurang? atau karena menjadi fungsional auditor begitu menggiurkan? sampai saat ini aku tidak tau jawabannya.
Masalah keinginanku menjadi fungsional auditor ini tentunya telah aku bicarakan dengan keluargaku terutama istri. Dan pada dasarnya dia bisa memahami dan mendukungku menjadi auditor. Dia juga berargumen bahwa auditor itu waktunya lebih senggang dibandingkan pegawai bea cukai yang lain. Jadi bisa pulang ke Palembang sewaktu waktu untuk menjenguk mereka. Ada rasa salut dan bangga memiliki istri yang bisa memahami keinginan sang suami. Meskipun sebagai perempuan ia tidak bisa menampik keinginannya yang besar untuk dapat terus berkumpul bersama. Buatku pribadi pendapat istriku ini justru membuatku semakin bimbang untuk memilih. Dan akhirnya aku putuskan untuk ikut mendaftar sebagai fungsional auditor lalu biarkan Allah memilihkan yang terbaik untuk ku. Tetap di Palembang atau ikut ke Jakarta menjadi fungsional auditor. 
Update: Akhirnya takdirpun terjawab, ternyata kemarin skep mutasi fungsional auditor keluar. Dan Allah memilihkan jalan untukku agar tetap tinggal di Palembang menemani istriku yang sedang hamil. Aku sangat yakin ini yang terbaik untukku saat ini. Namun di penghujung tahun ini sepertinya akan ada kegalauan tahap ke tiga. Akan ada Open Bidding untuk fungsional auditor yang belum keangkut di skep sekarang. Tapi masalah itu akan aku fikirkan nanti saja. Yang penting saat ini aku masih bisa menikmati kebahagiaan ku bersama keluarga tercinta.

Tidak ada komentar: